Durian montong adalah durian introduksi dari Thailand yang sangat popular di Indonesia. Kualitas buah yang berukuran sangat besar, hingga 7-8 kg/buah, daging yang sangat tebal, biji yang kempis, dan citarasa yang manis dan legit, adalah kekuatan utamanya. Tanaman itu sangat adaptif ditanam di berbagai tempat, mulai dari dataran rendah sampai menengah. Karena itu, durian montong sudah beradaptasi luas di Indonesia. Keunggulan lainnya, durian ini temasuk bersifat genjah dengan panen perdana usia 4 -5 tahun. Buah berbentuk bulat dan di bagian luar bentuknya seperti belimbing, ada bagian yang menonjol dan masuk ke dalam. Warna daging kuning, rasa buah manis sampai pahit, dengan aroma yang sedang.
Untuk menanam, bibit tersedia dengan ukuran kecil, 50-60 cm hingga remaja. Bibit merupakan hasil perbanyakan vegetatif dengan pohon induk unggul. Untuk penanaman, lokasi sangat disarankan terbuka dan mendapatkan sinar matahari langsung minimal 10 jam. Dengan model sistem perakaran tunggang, durian montong sangat menyukai tipe tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Jangan pilih lahan yang padat dan berbatu keras karena akan menghambat pertumbuhan akar. Durian monthong karena tajuknya yang melebar, dengan percabangan memanjang, membutuhkan luas tanam lebar, yaitu 10 x 10 cm.
Saat memindahkan bibit ke lahan, perlu dibuatkan lubang penanaman dengan ukuran 50x50x50 cm. Kemudian campur tanah galian dengan pupuk kandang menggunakan perbandingan 1:1. Untuk menetralkan pH tanah, bisa juga ditambahkan dolomit sebanyak 1 gelas. Biarkan campuran tanah selama seminggu. Untuk perawatan selanjutnya, dilakukan pemupukan dan penyiraman secara rutin dan terjadwal sesuai umur bibit dan tahapan pertumbuhannya. Perawatan di 5 tahun pertama sangat menentukan pertumbuhan durian montong selanjutnya.
Biasanya pada umur 3,5 tahun pohon sudah berbunga perdana. Namun, sebaiknya bunga dan bakal buah digugurkan saja. Tujuannya untuk menguatkan struktur tanaman dan menyiapkan fisik untuk pembuahan tahun depan.
